Masjid Kubah Emas, Penarik Minat Wisatawan Ke Brunei



Masjid Kubah Emas, Penarik Minat Wisatawan Ke Brunei [ www.BlogApaAja.com ]

TIDAK hanya Indonesia yang punya masjid kubah emas. Di negara lain juga ada masjid berkubah emas, yang menunjukkan kemegahan bangunan ibadah ini serta menarik wisatawan.

Masjid dimaksud adalah Masjid Sultan Omar Ali Salifuddin milik Kerajaan Kesultanan Brunei yang terletak di Bandar Seri Begawan, Ibu Kota Brunei Darussalam. Masjid ini menjadi yang paling mengagumkan di Asia Pasifik, serta menjadi markah tanah dan daya tarik wisata utama di Brunei.

Masjid ini dinamai berdasarkan Omar Ali Saifuddien III, Sultan Brunei ke-28. Masjid yang mendominasi pemandangan Kota Bandar Seri Begawan ini melambangkan kemegahan dan kejayaan Islam yang menjadi agama mayoritas dan agama resmi Brunei Darussalam. Bangunan ini rampung pada 1958 dan merupakan contoh arsitektur Islam modern. Demikian seperti dikutip dari Sacred-destination, Jumat (10/8/2012).

Arsitektur masjid ini memadukan gaya Mughal dengan Italia. Bangunan ini dirancang oleh biro arsitekur Booty and Edwards Chartered berdasarkan rancangan karya arsitek berkebangsaan Italia, Cavaliere Rudolfo Nolli, yang telah lama bekerja di teluk Siam. Ciri khas yang paling mengagumkan dari Masjid ini adalah kubahnya yang dilapisi emas murni.

Masjid ini dibangun di atas laguna atau kolam buatan di tepi sungai Brunei, tepatnya Kampong Ayer alias "kampung di atas air". Masjid ini dilengkapi taman yang permai dan air mancur. Taman indah yang mengelilingi masjid melambangkan taman surgawi dalam kepercayaan Islam.

Hampir seluruh bahan bangunan masjid diimpor dari luar negeri, yaitu marmer dari Italia, batu granit dari Shanghai China, lampu kristal dari Inggris, serta karpet dari Arab Saudi.

Sebuah jembatan membentang di tengah laguna menuju Kampong Ayer di tengah sungai. Sebuah jembatan marmer lainnya menuju ke bangunan yang merupakan replika Perahu Mahligai Kerajaan milik Sultan Bolkiah yang memerintah pada abad ke-16.

Bangunan ini dibuat untuk memperingati 1.400 tahun Nuzul Al-Quran, diselesaikan pada 1967 lalu digunakan sebagai panggung Musabaqah Tilawatil Quran (lomba baca Al-Quran) di Brunei

Follow On Twitter